May 24, 2015

Nokia 2626 BlueKemarin saat ngajar siswa kelas 7, ane lihat salah satu murid ane bawa sebuah smartphone yang bagus dari LG, yaitu LG G3. Karena belum pernah memegangnya sebelumnya maka ane pinjam lah itu HP. Ane takjub (lebih ke norak sih) banget sama ini smarphone, canggih bro, apalagi kameranya. Fitur-fiturnya juga lengkap. Pas ane tanya harganya katanya dia beli 7 juta. Hmmm pantes. Sampai di rumah ane jadi kepingin beli itu HP, baru ingin doang sih, mampu belum tentu. Menjelang tidur ane mikirn tuh, padahal 10 tahun ke belakang HP yang cuma bisa muter mp3 music aja udah canggih banget, yang udah ada kamera 2MP atau bahkan cuma VGA aja berasa punya HP canggih. Perkembangan teknologi terasa begitu cepat. Nah, dari situ ane gak sengaja inget-inget HP pertama yang pernah ane punya. Jujur ane sempet lupa type apa. Merk nya sih jelas Nokiyem alias Nokia, HP sejuta ummat saat itu, tapi untuk tipe HP nya ane bener-bener lupa. Saking penasarannya ane sampe googling daftar HP Nokia yang rilis tahun 2007. Ane mah gitu orangnya kalo udah penasaran gan. Dan setelah baca list-nya, akhirnya ane inget. Nokia 2626 Classic.
Alasan kenapa ane begitu penasaran pengen tau type HP pertama ini adalah karena cara mendapatkannya yang unik gan. Jadi saat kelas 11 SMA, ane minder liat temen-temen ane yang dah punya HP, baik itu yang cuma bisa nelpon dan sms doang, ataupun yang canggih bisa muter music, ada kamera bahkan bisa main game. Ane inget saat itu ane sering main game Bomber Man di HP temen. Karena ortu ane gak peka-peka, maka ane mulai inisiatif ngumpulin duit sendiri. Mulai dari nyisihin uang jajan, sampe bongkar sebagian isi celengan. Terkumpulah uang sebesar 700ribu. Bagi anak SMA uang segitu sudah wow banget. Nah ane liat-liat di koran saat itu sih ane tertarik sama Motorola C168. Selain udah pernah liat langsung karena kebetulan temen ane punya, ane juga suka sama designnya. C168 ini sebenernya cuma bisa nelpon, sms dan radio, tapi gapapa waktu itu ane berfikir yang penting punya HP buat komunikasi. Bosen nanya PR lewat telpon rumah terus. Hehe.
Saat itu bulan Januari 2007, bertepatan dengan Lomba Futsal antar SMA se-Jabodetabek bernama Coca Cola Cup. Kebetulan sekolah ane berpartisipasi, dan tiap sekolah wajib bawa fans/penonton. Ane bukan sebagai pemain, tapi cuma penonton sih. Nah ane niatnya pengen beli, itu HP setelah selesai dari lomba tersebut. Ane ajak temen ane, sebut saja Babeh (nama samaran), buat nemenin beli HP. Dia anggota tim inti futsal SMA ane. Rencana saat itu sih beli di konter terdekat atau di mall. Saat memasuki stadion PTIK di Kebayoran Baru, seleuruh pemain dan penonton diberi kupon yang nanti diisi nama dan alamat kita, lalu dimasukkan ke dalam box yang nantinya akan diundi. Hadiah utamanya berupa Nokia N70, salah satu HP flagship saat itu. Dan beberapa hadiah lainnya yang ane tidak ingat. Disinilah keajaiban terjadi. Halah. Ketika tim futsal SMA ane sedang bermain, dan ane bersama teman-teman sedang menyanyikan yel-yel kebangsaan, tiba-tiba pengumuman oemanang undian diumumkan. Ada 2 pemenang, salah satunya ane. “Durian runtuh nih,” kata ane dalam hati. Ketika nama ane disebut, ane langsung menuju panggung yang jaraknya lumayan jauh dari tempat ane berdiri semula. Lalu sang juri berkata, “jika dalam 10 detik pemenang tidak naik panggung maka hadiah dinyatakan hangus.” Ane langsung lari secepat kilat gan. Kapan lagi dapet HP gratisan,
Sesampainya di panggung, ane ditanya tuh sama mas-mas jurinya. Untuk mengkonfirmasi, ane disuruh nyebutin nama lengkap serta nunjukkin identitas (saat itu cuma ada kartu pelajar). Setelah itu ane sempat dikerjain nyanyi apa gitu ane lupa, terus disuruh milih mau hadiah yang mana, ane pilih Nokia N70. “Tapi ada syaratnya,” kata sang juri. “Apa tuh,” tanya ane. “Kamu harus adu panco lawan dia,” sambil nunjuk ke seorang algojo yang badannya keker banget gan. Ya mau gimana lagi, ane turutin aja. Awal-awalnya sih itu algojo pura-pura ngalah. Padahal ane tau ane yang bakal kalah. Akhirnya dengan satu hentakan tangan ane dibanting. “Yah ga jadi punya HP baru,” gumam ane dalam hati. Akhirnya ane turun panggung, namun si mas-mas juri tadi manggil ane. “Dek dek, adek tetep dapet hadiah, tapi yang ini ya,” sambil ngasih sebuah kotak HP bertuliskan “Nokia 2626 Classic” di atasnya. “Alhamdulillah, terima kasih mas.” Hadirin pun tepuk tangan.
Nokia 2626 Red
Ane pun turun panggung sambil mesem-mesem ga jelas. Ternyata tim futsal ane udah kelar main. Ane langsung nyamperin si Babeh. “Wah asyik lu soy, ga nyangka.” “Iya nih ga nyangka.” Kalo ane ga salah inget, saat itu juga ane langsung buka kotaknya disitu, karena temen-temen ane pada ingin liat bentuk HP nya. Pas ane buka, warnanya biru, bentuknya unik, compact dan gak norak, simple lah. Dari spek-nya cuma bisa nelpon, dan sms, tapi layarnya sudah berwarna, jadi bukan monochrome alias kayak seraga Juventus, hitam-putih. Satu-satunya hiburan cuma radio, dan untungnya HP ini sudah dukung GPRS alias bisa internetan gan. Keren kan. Ane cek di koran saat itu harganya sekitar 700ribuan (kalo ane ga salah inget). Emang jodoh nih.
Malamnya, ane langsung beli kartu SIM perdana di konter dekat rumah, masih ditemenin sama si Babeh. Karena ane gaptek, gimana cara registrasi, akhirnya diisikan deh sama si Babeh mulai dari nama, alamat, dll. Dan Kartu SIM pertama ane itu saat ini masih bertahan sampe sekarang.
Dan setelah itu, ane mulai sering berkomunikasi dengan “Si Biru”, mulai dari sms buat nanya PR, nanya jadwal eskul, ngedektin gebetan, sms tausiyah (karena dulu di sekolah ane suasana Islam-nya kental banget), sampe sms-sms ga jelas cuma buat ngabisin bonus, haha. Tipikal boicah SMA. Setelah lulus SMA, si Biru pun menemui ajalnya alias rusak. Dan akhirnya digantikan dengan type yang baru. Walau begitu, ane sanagat bersyukur pernah punya HP ini. Banyak sejarahnya, hehe.
Ya itulah cerita handphone pertama ane, kalau teman-teman sekalian handphone pertamanya apa? Share di kolom komentar yak.

April 3, 2015

Popularitas Xiaomi sebagai pemain baru dalam industri smartphone dunia memang sedang meningkat pesat, khususnya di Indonesia dalam setahun belakangan. Harga yang relatif lebih murah dibanding kompetitor, serta spesifikasi yang mumpuni menjadi senjata andalan Xiaomi untuk merebut hati konsumen. Salah satu strategi Xiaomi yang membuat mereka sukses hanya dalam waktu 5 tahun adalah mereka hanya menjual produk-produk barunya melalui online (flash sale) dengan menggandeng situs e-commerce negara setempat. Di Indonesia, Xiaomi bekerja sama dengan Lazada Indonesia. Tanpa harus mengeluarkan dana untuk menyewa gerai dan membayar pegawai, maka Xiaomi dapat menghemat anggaran pemasaran. Imbasnya, harga jual produk dapat ditekan menjadi lebih murah.

Namun, kekurangan dari sistem flash sale ini adalah tidak semua konsumen yang ingin membeli berhasil mendapatkan produk yang diinginkan. Dalam beberapa flash sale yang telah lalu, yaitu Redmi 1S dan redmi Note, waktu paling lama yang dibutuhkan hingga stok yang disediakan habis adalah 11 menit, dan yang tercepat 40 detik. Wow. Hanya yang memiliki koneksi internet yang kencanglah yang mampu melakukan transaksi hingga berhasil. Bagi mereka yang tak sabar, membeli di tempat lain (diluar Lazada) adalah solusinya. Selain itu, ada juga beberapa produk Xiaomi yang telah dirilis di Negara asalnya (China) namun belum resmi masuk ke Indonesia, seperti Redmi Note 4G, Mi 3, Mi 4, Mi Note, dll. Bagi mereka yang ingin memilikinya, satu-satunya jalan adalah membelinya secara online melalui penjual yang bukan resmi. Karena bukan dibeli dari penjual resmi, maka kemungkinan mendapatkan device palsu menjadi lebih besar. “Sudah barang china, ada palsunya lagi, mending yang pasti-pasti aja, Samsung atau iPhone gitu” celetuk salah seorang teman saya. Eits jangan salah, merk sekelas Samsung atau iPhone pun juga ada versi palsunya lho. Hehe.

Oleh karena itu, kali ini saya akan memberikan tutorial bagaimana cara mengecek keaslian HP Xiaomi. Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita gunakan, namun saya anggap cara ini adalah yang termudah dan terpercaya karena menggunakan official antifake app dari Xiaomi yang sudah berbahasa Inggris, sehingga bisa digunakan secara global. Berikut tutorialnya:

  1. Pastikan kamu memiliki smartphone Xiaomi. Yaiyalah.
  2. Download aplikasi Mi Verification app.
    Caranya, kunjungi situs https://jd.mi.com/ melalui browser laptop/PC kamu. Lalu kamu scan barcode yang ada di halaman web tersebut melalui aplikasi scanner yang ada di smartphone Xiaomi kamu.

  3. Hasil scan tersebut akan langsung redirect ke browser, lalu klik ‘Continue to Website’ untuk mendownloadnya.

  4. Jika telah terdownload, maka install aplikasi tersebut. Centang opsi 'I trust this App', lalu Launch.

  5. Kemudian jalankan aplikasi tersebut.
  6. Buka kembali situs https://jd.mi.com/ melalui browser laptop/PC kamu.
  7. Pada aplikasi Mi Verification tadi, klik ‘Scan and Verify’. Lalu arahkan ke barcode yang ada di halaman situs https://jd.mi.com/ tersebut.

  8. Tunggu beberapa detik hingga proses verifikasi selesai.
  9. Setelah selesai, maka akan keluar informasi mengenai smartphone Xiaomi kamu di situs tadi.

  10. Cocokkan IMEI (International Mobile Equipment Identity) yang tertera di situs tadi dengan IMEI yang ada di smartphone Xiaomi kamu. Ada 3 cara untuk mengetahui IMEI:

    - Ketik *#06# pada dialer (cara ini berlaku untuk seluruh merk HP)

    - Settings > About Phone > IMEI

    - Buka back cover, angkat baterai, dan akan terlihat IMEI smartphone Xiaomi kamu.

  11. Jika IMEI kamu cocok, maka bisa dipastikan smartphone Xiaomi kamu adalah asli. Jika berbeda, maka bersiaplah dengan kemungkinan yang lebih buruk. Hehe.
Oke, itulah tutorial mengecek keaslian smartphone Xiaomi. Intinya, apapun merk smartphone kalian, belilah dari penjual resmi atau penjual yang terpercaya. Ketelitian sebelum membeli adalah kunci agar kita terhindar dari barang palsu.

Semoga bermanfaat.

Go to LFC Indonesia website Go to Liverpool FC website