Showing posts with label Life. Show all posts
Showing posts with label Life. Show all posts

October 7, 2013

Apa yang Anda fikirkan ketika ada seorang pria joget-joget gak jelas dengan iringan lagu yang salah satu liriknya berbunyi “asik asik joss”? Apa juga yang Anda fikirkan ketika acara tersebut ditayangkan hampir tiap malam di sebuah stasiun TV swasta di Indonesia? Pastinya Anda gumoh dan bosan bukan? Saya juga. Tapi ada satu hal yang saya dapat ambil dari sudut pandang yang berbeda darinya…

Bukan anak saya
Siapa yang tidak kenal Goyang ala Caisar atau Caesar atau Kaisar atau siapalah namanya itu, yang sedang menjadi sebuah fenomena belakangan ini? Sudah pasti sebagian Anda mengetahuinya. Mungkin hanya saya yang baru tau hal tersebut sebulan terakhir ini karena ketika acara ini ditayangkan sekiar bulan puasa yang lalu, saya gak pernah menontonnya karena memang gak pernah nyetel TV pas sahur -_-

Salah satu yang saya ingat dari pria yang bernama Caisar tersebut adalah ia selalu mengatakan “Keep Smile” sebelum memulai jogetnya. So, apa kira-kira korelasi antara goyang ala Caisar tersebut dengan tulisan ini? Saya sebetulnya ingin menggaris bawahi kata Keep Smile tersebut, yang terjemahan kasar salam Bahasa Indonesianya adalah “tetaplah tersenyum.” Di luar goyangan enerjiknya yang absurd itu, Caisar (dengan perkataan Keep Smile-nya) mampu -setidaknya- menyadarkan saya bahwa di dalam situasi sesulit apapun dalam hidup ini, kita harus tetap tersenyum.

Contohnya ketika Anda menyukai seorang wanita namun cinta Anda ditolak mentah-mentah, tersenyumlah. Ketika tanggal tua, gajian belum turun tapi harus bayar ini itu, tersenyumlah. Ketika tugas sekolah/kuliah menumpuk seperti gunung Krakatau yang terus bertambah tinggi setiap tahunnya, tersenyumlah. Ketika sudah melamar pekerjaan ke sana kemari tapi belum juga diterima, tersenyumlah. Ketika suami atau istri Anda, atau mungkin pacar Anda marah-marah gak jelas dan Anda pun gak tau apa salah Anda, tersenyumlah. Ketika Anda harus menyelesaikan revisi skripsi dalam jangka waktu tertentu, atau ancamannya Anda akan sidang ulang, ter… (eh nanti dulu, senyum gak ya, masalahnya saya lagi ngalamin nih… hiks).

Pokoknya sesuatu apapun itu yang membuat Anda terhalang, tersenyumlah dan buatlah langkah baru. Nikmati hidup just the way it is. Tersenyumlah, layaknya seorang anak kecil yang selalu tersenyum karena tak pusing memikirkan banyak masalah. Let it flow ajalah. Tapi maksud 'tersenyum' di sini tidak melulu bahwa kita harus selalu senyum ketika masalah datang, nanti disangka orang stress. Haha. Maksudnya anggaplah masalah itu sebagai bumbu-bumbu dalam kehidupan, bukan sebagai duri yang harus selalu disesalkan.

Anak tetangga, namanya Ola
So everyone, keep smile :) *kemudian joget*
#Absurd

_________________________________
Baca juga:
- Mangkuk Rezeki
- Hidup Tak Harus Selalu Sama
- In My Life

September 29, 2013

Far away… This ship is taking me far away… Far away from the memories of the people who care if I live or die…

Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVS_LBLh4JYvgJN3E_dfgcp4xuE6cd1LB484kOgrGyxDYpL2NbqDxpPJM-NqRjL38FP1ZuPA_A0QC8k6vCMCXGwWb8MYZ78VM2khirIA3t7AfbPrt9yQvVlUdvZD81V0Y_Zbx8TABnxCqS/s1600/man_on_beach_500w.jpg

Potongan lirik lagu Starlight dari Muse di atas mungkin bisa menggambarkan apa yang saya fikirkan saat ini. Terbawa oleh kapal yang saya naiki entah kemana. Jauh ke arah yang tak menentu dibandingkan kapal-kapal lainnya. Bagaimana tidak? Ketika teman-teman saya sudah one step ahead in front of me, saya malah masih jalan di tempat. Salah satu teman saya sudah sejak semester 7 silam mengajar di sebuah sekolah menengah pertama sebagai guru honorer. Sebuah hal yang terasa amat sulit untuk saya capai, setidaknya untuk saat ini. Teman saya satu lagi (sebut saja namanya Mawar) telah diangkat menjadi asdos di lembaga yang selama 4 tahun terakhir ini saya menimba ilmu di sana. Dua orang teman saya malah ada yang sudah daftar ke Pasca Sarjana untuk melanjutkan studinya hingga S-2. Untuk contoh yang terakhir saya tidak mau banyak komentar karena memang saya tidak punya niatan untuk langsung lanjut S-2. Karena selain masalah biaya, juga karena saya memang ingin kerja terlebih dahulu, S-2 bisa lain waktu. Ibarat mereka sudah membangun gedung hingga lantai ke-3, saya malah masih bingung mencari bahan untuk membuat pondasi.

Bukannya iri terhadap mereka tetapi lebih kepada menyalahkan diri sendiri yang selalu tidak mampu mengejar. Ya, dalam segala hal dan setiap waktu, saya memang selalu tertinggal dibanding teman-teman sebaya saya dari dulu hingga sekarang. Entah apa penyebabnya, yang pasti itu seperti sudah menjadi bad behavior bagi saya. Sebagai contoh, ketika jaman saya kecil dulu sedang heboh-hebohnya permainan mobil balap kecil yang bernama Tamiya, saya sama sekali tidak tertarik. Tapi ketika animo ketertarikan orang-orang terhadap Tamiya tersebut mulai menurun, saya malah mulai suka dan mulai membeli mobil mini tersebut beserta asesorisnya yang berharga mahal yang membuat saya rela untuk tidak jajan selama seharian. Padahal saat itu usia saya kelas 1 SMP dimana teman sebaya saya sudah beralih ke permainan PS2. Begitu juga kelanjutannya, ketika teman-teman lain sudah lancar bermain PS2 saya malah baru mulai belajar bagaimana cara mengoper dan menendang bola di game Winning Eleven.

Hal-hal semisal di atas terus berlangsung dan banyak sekali contohnya. Misalnya lagi, ketika SMA, teman-teman seusia saya sudah memiliki handphone, saya malah masih menggunakan telepon rumah untuk berkomunikasi. Ketika handphone mereka sudah diupgrade menjadi HP yang ada mp3 playernya, saya malah baru memiliki HP yang cuma bisa menyetel radio, tanpa mp3 player, tanpa kamera, itupun boleh dapat dari hadiah. Di saat teman sebaya telah fasih lagu-lagu berbahasa Inggris, saya malah baru mulai menyukainya. Ketika kuliah, disaat teman-teman telah mulai mengajar di tempat-tempat les bahkan sejak semester 1 kuliah, saya malah baru memulai ngajar ketika semester 4. Ketika orang-orang memiliki BB sebagai alat komunikasi sekaligus gengsi, saya malah masih memakai HP china. Ketika android sedang merajalela, saya malah masih menggunakan BB yang bisa dibilang bukan sebuah smartphone lagi ini. Why always left behind?

Sumber gambar: http://www.matbarton.com/

Sejak kecil memang saya tidak begitu akrab dengan dunia luar. Mengurung diri di rumah dengan menonton film kartun sudah seperti rutinitas yang wajib bagi saya ketika kecil. Paling-paling main dengan teman lingkungan rumah ketika hari Sabtu dan Minggu aja. Ibarat peribahasa, seperti katak dalam tempurung. Sikap ayah saya yang tidak teralu pandai dalam mengarahkan anaknya demi meraih masa depan mungkin salah satu hal yang menjadi penyebabnya. Alih-alih mengarahkan anaknya bagaimana menghadapi hidup, beliau malah bersikap strict dan otoriter dengan begitu ketatnya mengawasi kegiatan anak-anaknya dalam bergaul dengan teman sebaya. Bisa memberi nafkah yang cukup bagi keluarga sudah merupakan sesuatu yang amat saya syukuri dan banggakan dalam diri ayah saya. Ibu saya terlalu sibuk dengan dua orang adik saya yang ketika itu masih mungil-mungil membuatnya tidak bisa fokus terhadap perkembangan diri saya yang dianggapnya sudah bisa mandiri. Memang merupakan sebuah ketidakberuntungan tumbuh di masa remaja yang masih labil dengan keadaan seperti itu, tapi mau bagaimana lagi, toh ketika lahir ke dunia ini kita tidak bisa memilih untuk lahir dalam keluarga yang kita inginkan begini dan begitu.

Contoh-contoh di atas mungkin tidak relevan, terlalu berlebihan atau bahkan menyedihkan. Tapi seperti yang saya bilang di awal bahwa saya tidak ingin menyalahkan siapapun, juga tidak ingin iri terhadap siapapun. Percuma juga toh semua telah berlalu. Melihat kepada diri sendiri mungkin lebih baik saat ini. Namun karena hidup ini terlalu singkat untuk ditangisi, saya lebih memilih untuk enjoy the ride. Karena setidaknya saya masih memiliki sisi lain dari hidup ini yang belum tentu orang lain miliki. Bukankah hidup tak harus selalu sama? 

_________________________________
Baca juga:

September 23, 2013


Sumber gambar: artfido.com

Alkisah ada seekor siput yang selalu memandang sinis dan iri terhadap kehidupan seekor katak. 

Suatu hari, katak yang penasaran akan sebab kenapa si siput selalu benci terhadapnya, akhirnya berkata kepada si siput:

“Tuan Siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?”

Siput menjawab: “Kalian, wahai kaum Katak, mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari. Bisa pergi ke manapun kalian mau dengan bebasnya. Sementara saya harus membawa rumah cangkang yang berat ini, serta merangkak di tanah. Itu membuat saya menjadi sangat sedih, dan merasa bahwa Tuhan tidak adil.”

Katak menjawab: “Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing, hanya saja kamu cuma melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami (kaum katak).” 

Dan seketika, ada seekor Elang besar yang terbang ke arah mereka. 

Siput dengan cepat memasukkan tubuhnya ke dalam cangkang, sedangkan si Katak dimangsa oleh sang Elang.

Pesan moral:
Nikmatilah kehidupanmu, tidak perlu dibandingkan dengan orang lain. Keirian hati kita terhadap kelebihan orang lain hanya akan membawa lebih banyak penderitaan. Lebih baik pikirkanlah apa yang menjadi milik kita sendiri. Hal tersebut akan membawakan lebih banyak rasa syukur dan kebahagiaan bagi diri kita.
_________________________________
Baca juga:
- Hidup Tak Harus Selalu Sama
- Belajar Dari Pohon Kelapa
- Mangkuk Rezeki

September 17, 2013


There are places I remember...




All my life though some have changed...




Some forever not for better...




Some have gone and some remain...




All these places have their moments...




With lovers and friends I still can recall...




Some are dead and some are living...




In my life I've loved them all...




In my life I've loved them all...





_________________________________
Read also:

September 8, 2013

Pic source: mkp.net
Hari ini baru saja saya pulang dari kampus, seketika mama saya menyuruh saya untuk ikut daftar CPNS yang memang sedang serentak diadakan beberapa kementrian se-Indonesia. Saya beralasan bahwa ijazah belum keluar walau sudah memegang surat keterangan lulus. Beliau menimpali, "mumpung masih muda, kapan lagi bisa daftar, kalo jadi PNS gajinya gede lho, enak nanti kalo dah jadi PNS, anaknya paman ******* sudah diangkat jadi PNS tuh, enak dia sudah punya penghasilan **** juta sebulan, kamu gak pengen kaya dia?" Nah dari kata-kata ini lah saya tertarik untuk membuat tulisan yang Anda akan baca di bawah ini.

Memang perkataan mama saya tersebut tidak ada yang salah, memikirkan masa depan anaknya adalah salah satu bentuk rasa kasih sayang beliau terhadap diri saya, tetapi sedikit keliru jika kita mau untuk berpikir jernih akan sesuatu yang bernama 'takdir'. Siapapun setiap orang di dunia ini pasti ingin memiliki kehidupan yang lebih baik berupa pekerjaan dengan penghasilan tinggi, untuk kemudian bisa membeli kendaraan dan rumah yang mewah, misalnya. Saya dan mungkin Anda termasuk di dalamnya. Ibarat hidup ini hanya sekali, mengapa kita tidak hidup enak dan nyaman, begitu mungkin yang ada dalam benak kita.

Tetapi yang perlu diingat adalah bahwa Allah Yang Maha Kuasa telah menakdirkan untuk setiap jiwa rezekinya masing-masing. Manusia boleh berusaha namun pada akhirnya Allah yang menentukan. Saya paling membenci perkataan, "liat tuh si A bisa diterima di perusahaan besar, liat tuh si B udah punya penghasilan sekian juta per bulan, liat tuh si C udah diangkat jadi PNS, bla bla bla." Saya bukannya orang yang membenci kekayaan dan harta. Toh nanti jika waktunya telah tiba dan Allah menakdirkan saya untuk menjadi orang sukses, pasti saya akan jadi orang sukses (dengan izin Allah). Saya hanya benci ketika seseorang harus dibandingkan dengan orang lain. Rezeki dia biarlah dia yang punya, toh kita punya rezeki sendiri. Kita punya mangkuk rezeki sendiri. Ambilah apa yang memang menjadi bagian kita, dan jangan iri dengan porsi orang lain. Ibarat seorang narapidana di sebuah LP, yang ketika jam makan tiba satu per satu dari mereka memegang sebuah mangkuk yang kemudian diisi makanan dari wadah makanan besar oleh petugas lapas. Seperti itulah keadaan kita di mata Allah. Setiap napi (seharusnya) hanya akan melihat kepada mangkuk kepunyaannya sendiri, mangkuk orang lain biarlah orang lain yang punya. Tidak usah kita usik. Orang lain mungkin memiliki lebih banyak rezeki daripada kita, dan itu memang hak mereka, dan adalah hak Allah untuk memberi itu semua. Maka kita pun harus yakin pasti kita juga punya bagian dari kasih sayangNya.

Percaya bahwa Allah pasti akan memberi rezeki bagi setiap hambaNya yang mau berusaha adalah kunci bagi mereka yang selalu bersyukur. Jangankan kita manusia -makhlukNya yang paling sempurna-, semut saja yang sebegitu kecil dan imutnya Allah kasih rezeki kok. Jangan terlalu khawatir akan apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada seseorang pun yang tau apa yang akan terjadi pada diri kita di masa depan. Boleh jadi hari ini kita miskin, payah, belum sukses, tapi di masa depan, who knows? Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha, fokus pada apa yang kita lakukan, dengan penuh harap pada Allah Yang Maha Pemberi Rizki bahwa ia tidak akan menelantarkan hambaNya. Dan terakhir, tak perlu menjadi orang lain.

_________________________________
Baca juga:
- Hidup Tak Harus Selalu Sama
- Fenomena 'Keep Smile'
- Belajar Dari Ayam dan Kucing

August 4, 2013

Dalam bahasa Betawi, mudik itu artinya selatan, ilir itu utara, kulon artinya barat dan wetan artinya timur. Mungkin ini pengaruh bahasa Jawa atau malah orang Jawa terpengaruh Betawi. Daerah selatan umumnya kampung, makanya orang kampung disebut orang udik, kata Tukul ndeso. Kata ini kemudian menasional sehingga orang pulang kampung disebut mudik meskipun arah perjalannya ke ilir atau utara.

"Orang kampung saya di Pondok Pinang dulu pada dagang keliling dari kampung ke kampung menjual meja, bangku, papan tulis, karambol, kastop, kaca hias, kap lampu, dll. Pergi dagang itu disebut milir karena arah perjalanannya umumnya ke arah utara seperti ke Tanah Abang, Pancoran, Manggarai, dsb."

Misal ada tamu dan bertanya: "aba Lu (bapakmu) ada?." Jawabnya: "Kagak ada, lagi pegi milir (pergi dagang).
Ada lagi contoh, kalau orang punya bini (istri) dua yang satu di sebelah kiri masjid (selatan) dan yang satu lagi di sebelah kanan masjid (utara), ketika ada tamu datang dan tanya: "ada abang pok (panggilan untuk perempuan dewasa)?". Jawabnya: "kagak ada, dia lagi mudikin" (maksudnya di rumah isteri yang satu yang di selatan).

Kata udik dan ilir ini sudah tidak dipake lagi, yang pegang kebijakan kadang-kadang seenaknya saja mengubah nama kampung atau kelurahan, contoh dulu ada Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe Udik, sekarang jadi Pondok Cabe Utara dan Selatan. Di tempat saya tinggal sekarang begitu juga, dulu kelurahan Sukabumi Udik sekarang udiknya diganti selatan, Sukabumi Ilir diganti jadi Sukabumi Utara. Padahal orang pulang kampung justru tetap dipake kata 'mudik' bukan 'mengutara'. Sedangkan orang mondar-mandir tetap dibilang ilir-mudik (hilir-mudik).

Yah begitulah bahase, gimane enaknye aje.
Kadang ada yang tanya: "Ust, lebaran ini mudik apa enggak?".
Saya jawab: "Mudik dong, ke Pondok Pinang".
"Ini emang bener-bener mudik karena dari rumah saya ke Pondok Pinang itu ke arah selatan."

[Sumber: Ahmad Yani, penulis Buku Islam dan Trainer Manajemen Masjid]

Diambil (isi 100%) dari status FB Novy Rostiyan


_________________________________

July 11, 2013

Setelah sebelumnya saya memposting tentang Belajar Dari Ayam dan Kucing, sekarang saya masih akan membahas sebuah pelajaran yang bisa kita ambil dari alam sekitar, dan ini masih terilhami dari perkataan bapak saya. Kali ini saya akan bercerita tentang pohon kelapa. Kalian pasti tau dan sering melihat pohon kelapa di pinggir jalan atau di kebun sekitar rumah kalian kan. Kalian tentu juga tau persis seperti apa pohon kelapa itu, ya kan? Tapi apakah kamu pernah berfikir apa pelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah pohon yang batangnya keras, tumbuhnya lama, dan memiliki buah yang keras pula? Jika anda ingin tau, mari kita simak penjelasan berikut.

Bapak saya pernah bilang, "Tirulah pohon kelapa." Saya agak kurang ingat persis pohon apa yang dibandingkan dengan pohon kelapa, kalo pengen tau tanya aja langsung ke bapak ane gan :p, yang pasti beliau tekankan adalah untuk meniru pohon kelapa. Ada apa dengan pohon kelapa? Ya, sekilas bila kita melihat pohon kelapa, yang terbesit di pikiran kita adalah sebuah pohon tinggi menjulang tanpa daun yang rindang. Waktu saya masih bocah, ketika bermain di kebun bersama teman2, saya sering berkata pada teman2, "wah ada buahnya gak ya, manjat yuk!" Ya, meskipun pohon kelapa ini terlihat gersang dan memiliki penampilan yang tidak terlalu bagus, tetapi ia memiliki buah yang pasti semua orang suka. Apakah kalian pernah berfikir, dari pohon yang terlihat gersang itu dapat menghasilkan buah yang airnya saja memiliki rasa yang enak, apalagi daging buahnya. Pernah minum es kelapa muda kan? :D seger bro, apalagi pas diminum siang-siang (eh lagi puasa ya) :D Kalian pernah berfikir gak gimana caranya air kelapa itu masuk ke dalam batok kelapa padahal buah kelapa itu punya serabut dan batok yang kuat? Dah jangan dipikirin, tau beres aja, percaya aja kalo itu semua kekuasaan Allah :D

Buah kelapa, selain memiliki rasa yang enak, juga memiliki manfaat lainnya. Konon katanya, air kelapa memilik banyak manfaat, juga daging buahnya. Batoknya bisa dijadikan arang (bahan bakar), serabutnya juga bisa dijadikan bahan bakar untuk memasak, kalo yang tinggal di kampung pasti tau ini. Dilihat dari pohonnya yang tinggi kekar, batang pohon kelapa yang begitu keras dan kuat, jika kita tebang, maka batang tersebut bisa dijadikan sebagai jembatan, biasanya di jalan2 kampung, tentunya jembatan kecil bukan jembatan besar, daunnya juga bisa untuk bahan bakar memasak (saya sering mainin ini di rumah mbah saya di jawa).  Begitu banyak manfaat yang bisa diambil oleh manusia dari sebuah pohon kelapa.

Lebih jauh lagi, bapake bilang, "Lihat itu pohon kelapa, batangnya lurus tidak bercabang." Saya sempat berfikir apa maksudnya? Beliau menjelaskan, "Pohon yang batangnya lurus (tidak bercabang) biasanya adalah pohon yang buahnya tidak mengenal musim (tidak musiman). Sedangkan pohon yang bercabang biasanya memiliki musim (panen pada saat tertentu). Saya berfikir, oh iya juga ya. Kelapa itu berbuah kapan aja, tak kenal musim, mau musim kemarau atau pun hujan, pohon pepaya juga demikian, batangnya lurus dan tidak bercabang. Sedangkan pohon yang batangnya bercabang, biasanya memiliki musim, contohnya: mangga, rambutan, dukuh, jeruk, dlsb. Dia bilang, dari sini dapat diambil pelajaran, bahwa jika kita hidup lurus-lurus aja (dalam artian memiliki keteguhan dalam berprinsip, berpegang pada jalan yang lurus) maka kita senantiasa akan bermanfaat untuk orang lain dan juga untuk kita sendiri. Selain itu, akarnya kuat, mencengkram lapisan tanah, sehingga tidak mudah goyah ditiup angin, menandakan jika kita hidup harus memiliki pegangan yang kokoh agar gak mudah disesatkan orang lain. Buahnya yang dilapisi serabut dan juga batok, melindungi daging beserta air kelapa agar tidak mudah dimakan binatang yang tidak bertanggung jawab. Kalo kita lihat pohon mangga biasanya sebelum sempat kita ambil buahnya ketika sudah matang itu biasanya udah dimakan codot duluan :( Itu menandakan bahwa buah kelapa melindungi harta dan kehormatan yang ia miliki dari orang lain yang tidak bertanggung jawab. Dan lagi, dulu di rumah saya pernah punya pohon mangga dan rambutan, sebelum musimnya berbunga, pasti banyak hama ulat bulu, pohon kelapa mana ada ulat bulu? :D

Dari perumpamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa pohon kelapa, yang memiliki bentuk/rupa yang tidak terlalu bagus dan daun yang lebat malah memiliki manfaat yang banyak, mulai dari batang, daun hingga batoknya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Itulah mengapa jangan selalu melihat seseorang itu dari luarnya saja, tapi lihat juga sisi dalamnya yang tidak terlihat oleh kita. Halah bijak banget si :p

Semoga cerita di atas dapat memotivasi agar dalam hidup ini kita ambil jalan yang lurus-lurus aja, jangan ke jalan yang aneh-aneh. Thanks for reading!

_________________________________
Baca juga:
- Mangkuk Rezeki 
- Seperti Apa Jodoh Kita? 

"Look around and learn a lot!" Tuhan menciptakan alam ini untuk manusia sungguh dengan tidak sia-sia. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari alamNya yang luas dan indah ini. Mulai dari hewan, tumbuhan, serta hukum alam yang sudah menjadi sunnatullah. Betapa banyak pepatah, puisi, serta kata-kata mutiara yang diilhami dari alam sekitar kita. Nah, kali ini saya akan berbagi sebuah pelajaran yang mungkin dapat kita ambil dari 2 ekor hewan. Pelajaran tersebut saya dapat dari bapak saya.
Pertama, bapak saya pernah berkata: "Contohlah ayam, jangan contoh kucing!" Ayam, sebagaimana kita tau adalah hewan yang sering membangunkan kita di pagi hari. Ya, bahkan sebelum subuh pun ayam ini sudah bangun. Katanya sih karena ayam ini melihat malaikat turun dari langit untuk mengabulkan do'a orang yang sedang berdoa dan sholat tahajud. Di pagi harinya, ayam keluar kandang sambil membawa anak-anaknya mencari makan. Ia pulang ke kandang sebelum matahari terbenam, tanpa disuruh oleh sang empunya. Induk ayam akan marah jika anak-anaknya diganggu, begitu juga ketika telurnya diganggu gugat. Ayam, biasanya, ketika dikasih makan berbarengan dengan ayam-ayam lainnya tidak pernah berkelahi (ada sih yang berkelahi, tapi jarang, namanya juga hewan :p). Coba aja kalo kalian melihara banyak ayam, terus kasih lempar beras, pasti langsung mereka makan itu beras tanpa kelahi satu sama lain. Bapak saya melanjutkan, meskipun daging dan telur ayam terus menerus dikonsumsi oleh manusia, tapi jumlah populasi ayam di dunia ini tidak surut. Dimana-mana kita bisa temukan ayam. Nah, dari sini dapat diambil pelajaran, jadilah orang ya selalu bangun pagi, dan pulang sebelum matahari terbenam. Bekerja di siang hari, dan gunakan malam sebagai waktu istirahat. Oke, mungkin ini bertolak belakang dengan diri saya, yang sejak beberapa tahun terakhir sering tidur larut malam dan sering tidur lagi setelah sholat subuh :p. Jadilah orang yang selalu bersyukur dengan apapun yang Allah kasih kepada kita, kalo cuma dikasih makan beras ya disyukuri aja, jangan malah berantem. Kalo udah usaha cari rezeki tapi cuma dapet sedikit juga disyukuri, toh masih ada hari esok. Jadilah ayam, yang bermanfaat bagi orang lain, karena dengan begitu tidak akan membuatmu rugi, bahkan menguntungkanmu. Itu kata bapake (ngapak dikit :p).

Hewan selanjutnya yang dibandingkan dengan ayam adalah kucing. Ya, siapa coba yang tak kenal kucing? Sebagian orang (especially cat lovers) sangat menyukai kucing. Mereka bahkan rela mengeluarkan uang untuk membeli seekor kucing yang cantik, imut dan manis untuk dipelihara, tentu dengan biaya merawat yang tidak sedikit pula. Untuk apa mereka pelihara kucing mahal-mahal padahal dagingnya tidak bisa dimakan. Kalo dibandingkan dengan ayam, ayam ini tampangnya gak ada yang imut, tapi banyak orang pelihara, karena menguntungkan untuk dijual lagi dan untuk konsumsi. Anak ayam, ketika baru lahir, ada yang langsung bisa jalan, anak kucing mana bisa? Hehe, matanya aja masih merem pas baru lahir. Bagian tubuh manapun dari ayam bisa dikonsumsi/digunakan oleh manusia, dagingnya dimakan, bulunya bisa untuk kemoceng, cekernya bisa dibikin soto, jeroannya bisa dibikin sate, bahkan kotorannya bisa jadi pupuk alami untuk tanaman. Kotoran kucing mana bisa? :D Kotoran kucing cuma jadi ranjau  berbahaya bagi anak kecil yang suka main di pasir :( Selain itu, kita juga mengenal bahwa kucing ini adalah hewan yang doyan tidur, bangunnya selalu siang, kadang jam 9 pagi baru bangun (kecuali pagi-pagi buta majikan udah masak ikan/ayam goreng :p). Malah, terkadang, di malam hari kita suka dengar kucing berantem sama temennya, berantemnya itu bisa karena makanan ataupun karena pasangan :p. Udah tau malem orang pada tidur eh mereka malah berisik. Lebih parah lagi, terkadang ibu kita udah masak ikan goreng enak-enak eh karena lupa ditutup pake tudung saji malah diambil kucing tuh ikannya. Kucing kalo udah dapet makan, dia langsung cari tempat yang tersembunyi untuk makan hasil curiannya, agar tidak ketauan sama teman-temannya, pelit banget nih kucing -_-. Dan terakhir, bapake bilang, meskipun daging kucing gak pernah ada yang makan, tapi populasi kucing di dunia ini lebih sedikit daripada populasi ayam. Itulah kenapa makanya orang yang pelit, suka bikin masalah, dan yang suka malas2an itu selalu merugi.

Perumpamaan di atas hanyalah sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaranNya yang telah memberikan pelajaran yang dapat kita ambil dari alamNya. Namun, dengan tulisan ini, bukan berarti kita tidak boleh memelihara kucing loh ya, melihara kucing boleh-boleh aja kok, Nabi kita juga suka melihara kucing. Bahkan Abu Hurairah, sahabat nabi juga melihara kucing, bahkan dijadikan nama kunyah nya (Abu Hurairah = Bapaknya Kucing). Dan juga, karena bapak saya juga bukan seorang ustadz, jadi pendapat beliau di atas bisa diterima atau ditolak, tapi setidaknya masuk akal/logika kita. Betul gak? Semoga bisa memotivasi.

_________________________________ 
Baca juga:
- Belajar Dari Pohon Kelapa
- Mangkuk Rezeki 
- Seperti Apa Jodoh Kita?

November 17, 2012

Orang bilang jodoh kita nanti itu tidak jauh sifatnya dari kepribadian kita. Sebagian lagi berkata, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan laki-laki yang buruk untuk perempuan yang buruk. Lalu, seperti apa jodoh kita nanti? Buat yang masih galau memikirkan jodohnya cobalah untuk tenang dan jangan sampai lupa makan :p Allah sudah menentukan untuk tiap-tiap jiwa jodohnya masing-masing, jadi kita tidak perlu khawatir tidak kebagian 'pasangan hidup'. Setiap wanita adalah tulang rusuk yang hilang dari kekasihnya. Sudah menjadi kodrat manusia untuk mencintai dan dicintai. Mulai dari kita beranjak dewasa (masa puber) hingga nantinya menikah, entah berapa banyak lawan jenis yang kita telah jatuh cinta kepadanya. Mulai dari intensitas dan level cinta yang biasa-biasa saja (cinta monyet) hingga cinta yang teramat dalam sehingga kalau cinta itu ditolak sakitnya bisa sampai bertahun-tahun membekas.

Saat ini aku berada di masa dimana seseorang lelaki dikatakan sudah boleh mempersunting seorang wanita. Namun untuk melakukannya bukan hal yang mudah. Setiap lelaki mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi anak dan istrinya kelak. Karena saat ini aku belum memiliki pekerjaan, maka untuk menikah pun rasanya hal yang tidak mungkin untuk saat ini. Namun aku tetap bertekad untuk segera menyelesaikan studi dan kemudian mencari pekerjaan. Aku percaya bahwa di suatu tempat entah di mana, ada seseorang yang menunggu kedatanganku untuk melamarnya. Dan aku tidak ingin bermain-main lagi dengan 'cinta monyet' sampai akhirnya aku menemukan bidadariku.

Siapapun pasangan hidup kita kelak, tak bisa dipungkiri bahwa ia adalah seseorang yang telah ditakdirkan bagi kita untuk hidup bersama. Jagalah ia, dan jangan engkau sia-siakan.

NB: Lagi galau, harap maklum :p

_________________________________
Baca juga:
- Tipe Manusia Ketika Meminta Jodoh
- Mangkuk Rezeki 
- Belajar Dari Pohon Kelapa

February 12, 2012

In this globalization era, media nowadays are the main tool to use as a distributor of information. The information that is delivered from media can be positive and negative. Some negative things that use media are porn magazines, porn movies, and porn videos. Those are the main reasons that affect the sex before marriage. Teenagers that are in a puberty period are sensitive and susceptible to do sex before marriage. According to Sadock, in http://rumahkonseling.blogspot.com, “The change of sexual behavior is influenced from the puberty that mostly occurs in the beginning of teenagers’ phase.” In their age, sex is a sensitive thing that they really want to know more. Many of them are mistaken in understanding sex. They who are weak in religion are easy to do sex before marriage. According to survey of KPAI in 2004, “32% of teenager age between 14–18 years in big city such as Jakarta, Surabaya, and Bandung did the free sex.” Another survey of BKKBN in 2008 shows, “63% of teenager do sex before marriage.” Those surveys show us that sex before marriage is a big problem in teenagers. Therefore, the writer is interested to discuss sex before marriage that can be caused by western culture that has been influencing so many information media, such as movies, magazines, and internet.

First of all, some teenagers in Indonesia follow anything they watch from movies. The movies they watched are movies that consist of immoral woman actions. Usually, the woman acts some erotic styles. Moreover, she also wears immoral dress in order to make every man watch her interested. Then, they freely watch some scenes showing immoral actions in the movies without any filter. Some teenagers get the movies from DVD movie shop that is illegal. For example, it can be found in Glodok, North Jakarta. In Glodok, sex movies DVDs are sale freely. There is no prohibition in selling it there. There also become a central of imitated DVDs selling. In addition, the cheap price also makes teenagers interested in buying the DVDs. They cost are Rp. 3.000 per DVD or Rp. 10.000 per 3 DVDs. It is cheap price around teenagers. Therefore, it is no wonder that many teenagers buy DVDs from the illegal movie shop.

Second, western porn magazines also take a lot of contribution to this case. The porn magazine shows sexy woman’s pictures that make every man watch the magazine interested. The teenagers can buy the magazines at the illegal stores freely. Afterward, they look at the pictures there and share it proudly to their friends. They might not think whether it is something good or not. They only thing that anything from western is good and they also think that is a modern life style they should follow. If they do not follow, they will be mocked by their friends. Furthermore, the price of the magazine is also cheap. It is around Rp. 10.000 to Rp. 20.000. The cheap price makes them easily to get the magazine. This is a bad thing, because they should have used the money from their parents to use in a good way.

Finally, sex before marriage is also a result of misapplication of internet usage. As we know, many teenagers in Indonesia use internet as new technology and a new information tool. However, this new technology is carelessly misapplied by them by watching and downloading porn videos, reading some adult sex stories, or seeing some immoral pictures. According to, http://lesinggris.wordpress.com/, “The students tend to try and search the internet to download the porn picture and its content (60%).” They can watch and download porn videos in their homes without any prohibition and monitoring from their parents. Otherwise, they can also download and watch it in internet cafĂ©. In internet cafe, they feel more comfortable to download and watch because they are far away from their parents. In addition, the price of internet cafe rental is also cheap. It is about Rp. 2500 per hour, or the most expensive the writer have ever found is Rp. 5000 per hour. After watch and download the videos, some of them then mistakenly apply anything they watch from the videos to their couples. Thus, misapplication of internet usage is the most harmful thing that can lead the teenagers to do sex before marriage. 

In summary, popularity of sex before marriage in Indonesia can be caused by three factors. First, it can be caused by western movies containing immoral actions that are watched by some teenagers in Indonesia. Second, porn magazines also take a lot of contribution to this case. There are sexy pictures inside of magazines that are seen by teenagers. Finally, sex before marriage is also a result of misapplication of internet usage. They can freely download and watch porn videos and pictures there without any prohibition and monitoring from their parents. As a result, nowadays sex before marriage does not sound strange anymore in Indonesia.

_________________________________
Read also:
- Sex Before Marriage 
- Let Your Eyes Say!

Go to LFC Indonesia website Go to Liverpool FC website