April 3, 2015

Popularitas Xiaomi sebagai pemain baru dalam industri smartphone dunia memang sedang meningkat pesat, khususnya di Indonesia dalam setahun belakangan. Harga yang relatif lebih murah dibanding kompetitor, serta spesifikasi yang mumpuni menjadi senjata andalan Xiaomi untuk merebut hati konsumen. Salah satu strategi Xiaomi yang membuat mereka sukses hanya dalam waktu 5 tahun adalah mereka hanya menjual produk-produk barunya melalui online (flash sale) dengan menggandeng situs e-commerce negara setempat. Di Indonesia, Xiaomi bekerja sama dengan Lazada Indonesia. Tanpa harus mengeluarkan dana untuk menyewa gerai dan membayar pegawai, maka Xiaomi dapat menghemat anggaran pemasaran. Imbasnya, harga jual produk dapat ditekan menjadi lebih murah.

Namun, kekurangan dari sistem flash sale ini adalah tidak semua konsumen yang ingin membeli berhasil mendapatkan produk yang diinginkan. Dalam beberapa flash sale yang telah lalu, yaitu Redmi 1S dan redmi Note, waktu paling lama yang dibutuhkan hingga stok yang disediakan habis adalah 11 menit, dan yang tercepat 40 detik. Wow. Hanya yang memiliki koneksi internet yang kencanglah yang mampu melakukan transaksi hingga berhasil. Bagi mereka yang tak sabar, membeli di tempat lain (diluar Lazada) adalah solusinya. Selain itu, ada juga beberapa produk Xiaomi yang telah dirilis di Negara asalnya (China) namun belum resmi masuk ke Indonesia, seperti Redmi Note 4G, Mi 3, Mi 4, Mi Note, dll. Bagi mereka yang ingin memilikinya, satu-satunya jalan adalah membelinya secara online melalui penjual yang bukan resmi. Karena bukan dibeli dari penjual resmi, maka kemungkinan mendapatkan device palsu menjadi lebih besar. “Sudah barang china, ada palsunya lagi, mending yang pasti-pasti aja, Samsung atau iPhone gitu” celetuk salah seorang teman saya. Eits jangan salah, merk sekelas Samsung atau iPhone pun juga ada versi palsunya lho. Hehe.

Oleh karena itu, kali ini saya akan memberikan tutorial bagaimana cara mengecek keaslian HP Xiaomi. Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita gunakan, namun saya anggap cara ini adalah yang termudah dan terpercaya karena menggunakan official antifake app dari Xiaomi yang sudah berbahasa Inggris, sehingga bisa digunakan secara global. Berikut tutorialnya:

  1. Pastikan kamu memiliki smartphone Xiaomi. Yaiyalah.
  2. Download aplikasi Mi Verification app.
    Caranya, kunjungi situs https://jd.mi.com/ melalui browser laptop/PC kamu. Lalu kamu scan barcode yang ada di halaman web tersebut melalui aplikasi scanner yang ada di smartphone Xiaomi kamu.

  3. Hasil scan tersebut akan langsung redirect ke browser, lalu klik ‘Continue to Website’ untuk mendownloadnya.

  4. Jika telah terdownload, maka install aplikasi tersebut. Centang opsi 'I trust this App', lalu Launch.

  5. Kemudian jalankan aplikasi tersebut.
  6. Buka kembali situs https://jd.mi.com/ melalui browser laptop/PC kamu.
  7. Pada aplikasi Mi Verification tadi, klik ‘Scan and Verify’. Lalu arahkan ke barcode yang ada di halaman situs https://jd.mi.com/ tersebut.

  8. Tunggu beberapa detik hingga proses verifikasi selesai.
  9. Setelah selesai, maka akan keluar informasi mengenai smartphone Xiaomi kamu di situs tadi.

  10. Cocokkan IMEI (International Mobile Equipment Identity) yang tertera di situs tadi dengan IMEI yang ada di smartphone Xiaomi kamu. Ada 3 cara untuk mengetahui IMEI:

    - Ketik *#06# pada dialer (cara ini berlaku untuk seluruh merk HP)

    - Settings > About Phone > IMEI

    - Buka back cover, angkat baterai, dan akan terlihat IMEI smartphone Xiaomi kamu.

  11. Jika IMEI kamu cocok, maka bisa dipastikan smartphone Xiaomi kamu adalah asli. Jika berbeda, maka bersiaplah dengan kemungkinan yang lebih buruk. Hehe.
Oke, itulah tutorial mengecek keaslian smartphone Xiaomi. Intinya, apapun merk smartphone kalian, belilah dari penjual resmi atau penjual yang terpercaya. Ketelitian sebelum membeli adalah kunci agar kita terhindar dari barang palsu.

Semoga bermanfaat.

August 31, 2014

Sebagian orang mungkin beranggapan uang bisa membeli segalanya. Ia bisa memuaskan semua yang manusia inginkan. Namun ada beberapa hal yang tak bisa dibeli oleh uang, salah satunya ialah cinta dan kesetiaan. Ketika seseorang telah jatuh cinta pada suatu hal dan ia memutuskan untuk menjaga cintanya tersebut, ia mencoba untuk tidak tergiur oleh sesuatu yang lebih gemerlap atau yang lebih besar, demi mempertahankan sesuatu yang ia cintai. Fenomena ini pun terjadi dalam dunia sepakbola. Dalam dunia sepakbola kita mengenal beberapa pemain yang lebih memilih untuk setia kepada klub yang mereka cintai, yang mereka bela sejak kecil, dibanding harus pindah ke klub lain yang lebih besar, yang menawarkan mereka gaji yang lebih tinggi, meskipun klub yang ia cintai sedang terpuruk. Ambil contoh di sepakbola modern ini ada Paolo Maldini, Alessandro Del Piero, Francesco Totti, Javier Zanetti, Frank Lampard, John Terry, Ryan Giggs, Carles Puyol, Jamie Caragher serta Steven Gerrard. Mereka setia membela klub yang dicintai, dan enggan untuk pindah ke klub lain, atau setidaknya tidak pindah ke klub rival.

Dalam beberapa hari terakhir, media-media ternama di Inggris gencar memberitakan rumor akan hengkangnya Daniel Agger dari Liverpool. Puncaknya, semalam pihak resmi Liverpool mengumumkan bahwa seorang bek yang telah 8 tahun lebih berseragam The Reds tersebut kini telah resmi kembali ke tanah airnya, membela klub masa kecilnya. Hal ini mematahkan spekulasi selama setahun belakangan bahwa ia diisukan akan pindah ke klub raksasa Eropa lainnya. Untuk mengenangnya, berikut ini akan saya paparkan beberapa hal tentang pemain yang menyukai nomor punggung 5 ini.

Masa kecil dan Brondby
Daniel Munthe Agger adalah nama lengkapnya. Lahir dan dibesarkan di kota Hvidovre, bagian timur Denmark, 29 tahun yang lalu. Ia menghabiskan masa mudanya sebagai pesepakbola saat berumur 12 tahun di akademi Brondby IF dari tahun 1996 hingga 2004. Berkat bakat dan talentanya, pada tahun 2003 ia dipanggil untuk membela timnas U20 negaranya. Saat usianya baru beranjak 19 tahun, ia dikontrak sebagai pemain professional oleh Brondby. Debut professional pertamanya terjadi saat Brondby melawan OB Odense pada 25 Juli 2004. Ia juga terpilih sebagai pemain terbaik dalam 3 laga awal debutnya secara berturut-turut. Selama masa-masa itu ia bermain 34 kali pada pertandingan kompetitif dan menciptakan 5 gol. Termasuk rekor yang impresif untuk pemuda seusia dirinya dan berposisi sebagai bek tengah. Tak hanya itu, karirnya di timnas pun terus berlanjut hingga ia dipanggil ke Timnas U21. Mendengar ada talenta bagus dari negeri seberang, Liverpool pun kemudian tertarik untuk mendatangkannya. Mahar 6 juta pounds pun harus dikeluarkan oleh Liverpool untuk memboyongnya. Transfer tersebut menjadi pembelian termahal LFC untuk seorang bek, dan menjadikan ia pemain termahal dari Liga Denmark yang pernah dijual ke klub lain di luar negeri. Dalam wawancaranya, Rafael Benitez, pelatih LFC saat itu mengatakan: "He will be a Liverpool centre back for the next ten years." Dan kini ucapannya telah terbukti.


Karir di Liverpool
Di masa-masa awal berseragam Liverpool, ia masih berada di bawah bayang-bayang kebesaran Sami Hyppia dan Jamie Carragher yang sudah menjadi ikon lini belakang klub selama bertahun-tahun. Debutnya bersama tim utama terjadi pada 1 Februari 2006 saat Liverpool ditahan Birmingham City 1-1 di Anfield. Namun setelah itu cedera panjang menghampirinya, membuat ia hanya bermain 4 kali sepanjang Januari hingga Mei 2006. Namun, ia terus bekerja keras untuk mendapatkan tempat di tim utama. Gol pertamanya untuk Liverpool dicetak di musim 2006/2007 saat menghadapi West Ham United di Anfield. Istimewanya, ia mencetak gol tersebut dari luar kotak penalti di depan tribun The Kop yang saat itu tengah merayakan 100 tahun tribun itu berdiri. Gol tersebut juga dianugerahi sebagai Premier League Goal of The Month: August 2006. Sebuah momen yang pastinya takkan pernah bisa ia lupakan. Total 232 penampilan dan 14 gol telah ia bukukan selama berseragam The Reds di seluruh kompetisi resmi. Prestasi terbaiknya ialah saat mampu mengantarkan The Reds ke final Champions League 2007 (meski saat itu kalah 1-2 oleh AC Milan), juara Community Shield 2006, serta juara Carling Cup 2012.



The Great Dane, begitu para fans memaggilnya, telah menjadi ikon klub kota pelabuhan selama 5 tahun belakangan. Bersama Steven Gerrard dan Jamie Carragher ia menjadi simbol pemain yang loyal terhadap klubnya. Tahun 2013, ia diisukan akan hengkang ke Barcelona. Klub asal Catalan tersebut menawarinya gaji yang tinggi. Tapi transfer tersebut tak pernah terwujud. Ia lebih memilih bertahan di Anfield meski telah 5 tahun tidak bermain di level tertinggi Eropa. Selain Barca, klub-klub lain yang pernah diisukan menginginkannya ialah Napoli, Madrid, Man City, Atletico serta Arsenal. Jika ada yang menyangsikan kecintaannya kepada Liverpool, lihatlah beberapa tattoo di tubuhnya. Tattoo bertuliskan 'YNWA' di jari tangan kanannya adalah bukti shahih bahwa ia sangat mencintai klub berlambang Liverbird ini.


Musim panas 2014
Liverpool kehilangan Luis Suarez di bursa transfer musim panas tahun ini. Sang predator EPL musim lalu tersebut lebih memilih bergabung dengan klub alien, demi mewujudkan mimpinya. Ya, Suarez kecil pernah bermimpi ia ingin bermain sepakbola dengan seragam Barcelona menempel di tubuhnya. Keberhasilan Liverpool finish di peringkat 2 Liga Inggris musim lalu dan dipastikan main di Champions League musim ini tidak mampu menahan hasratnya tersebut. Brendan Rodgers tidak menyia-nyiakan uang 75 juta pounds hasil penjualan si tukang gigit itu. Sang juru taktik kemudian membeli 9 pemain yang semuanya diprioritaskan untuk menambal pos-pos yang musim lalu menjadi titik lemah tim serta untuk menambah kedalaman skuad. Salah satu pembelian sukses Brendan ialah bek paling bersinar Southampton musim lalu, Dejan Lovren. Di pertandingan debutnya, ia langsung mencetak gol melalui header saat LFC menjajal kekuatan Borussia Dortmund di friendly match. Mungkin ini yang membuat Agger memiliki keinginan untuk hengkang. Ia berfikir ia akan terus duduk di bangku cadangan sepanjang musim jika ia tidak pergi, apalagi LFC masih punya Mamadou Sakho dan Kolo Toure dalam daftar pemain yang mampu beroperasi di pos CB. Raut wajah Agger saat menghadiri pertandingan persahabatan melawan Dortmund di bawah ini menguatkan opini tersebut.


Akhirnya, setelah berkarir selama hampir 9 tahun berseragam merah, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Denmark, membela Brondby, klub yang telah mendidik dan membesarkannya sebagai pemain hebat. Sebuah keputusan yang bijak mengingat di usianya saat ini (29 tahun) masih memungkinkan dirinya untuk bermain di level tertinggi dengan klub besar lain baik di EPL, maupun di liga besar Eropa lainnya. Namun hati kecilnya berkata lain, ia hanya mencintai Liverpool dan klub masa kecilnya, Brondby. Baginya tidak ada yang lebih besar dari keduanya. Hatinya telah terpaut pada dua klub tersebut. Sebuah bentuk kesetiaan yang jarang kita lihat dalam dunia sepakbola modern dimana uang menjadi daya tarik utama. Seperti sebuah lagu milik The Beatles yang berjudul Money Can’t Buy Me Love. Uang memang bisa menggoda, tapi ia tak bisa membeli cinta.

"I think it's unacceptable to play for one of Liverpool's rivals. It is about having respect for the club you play at."
"I am proud to pull on my Liverpool shirt and will never go to another club in England."
- Daniel Agger -


Terima kasih Daniel Agger. Sukses selalu. YNWA.

_________________________________
Baca juga:
- Sejarah Panas 'North West Derby'
- Sejarah dan Keunikan 'Merseyside Derby'

June 19, 2014


Udah lama gak nulis nih, sampe berdebu gini blognya, hehe, sekarang saya iseng mau share info yang mungkin diantara kalian, juga termasuk saya, belum mengetahuinya. Yaitu tentang kenapa di rel kereta api banyak batu kerikil. Ini dia alasannya: 

1. Fungsi batu kerikil pada rel kereta api adalah sebagai bantalan pemberat. Dengan adanya lapisan batu kerikil ini rel dapat tetap berdiri dengan stabil. Sehingga kereta api yang berjalan di atasnya pun dapat berjalan dengan baik.

2. Batu kerikil ini juga berfungsi untuk menyerap getaran (shock absorber) yang terjadi ketika kereta api tengah lewat. Sehingga goncangan yang terjadi ketika kereta api melintas dapat dikurangi. Dan rel kereta api pun tidak cepat rusak dan dapat digunakan untuk waktu yang lama.

3. Fungsi berikutnya yaitu untuk menahan dan memperlancar aliran air di saat hujan. Fungsi ini berperan untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah atau erosi pada tanah di sekitar rel kereta api.

4. Dan yang terakhir, batu kerikil juga berfungsi untuk menghambat tumbuhnya rerumputan di sekitar rel. Tumbuhnya rerumputan di sekitar rel dapat dapat secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan penggemburan tanah di bawahnya. Hal ini tentunya dapat membahayakan karena jika tanah di bawah rel tidak stabil maka akan dapat membahayakan perjalanan kereta api.Memang, ada posisi-posisi tertentu tidak perlu batu kerikil, seperti rel kereta api yang terdapat di atas jembatan atau jalan raya. Hal ini terjadi karena semua fungsi dari batu kerikil tadi sudah diambil alih fungsinya oleh mekanisme lain.

Tambahan: Jembatan sudah dirancang khusus sedemikian rupa supaya dapat menahan getaran yang akan terjadi yang dihasilkan ketika kereta melintas. Demikian pun dengan rel kereta yang terdapat pada jalan raya, jalan aspal telah menggantikan peranan batu kerikil dengan baik. Sehingga pada tempat-tempat tersebut, tidak diperlukan lagi batu kerikil untuk diletakkan di bawah rel kereta api.


Sumber: PULSK.com
_________________________________
- Membuat Nomor Halaman Berbeda Posisi Dalam Satu File
- Trypophobia

November 23, 2013

Liverpool adalah rumah bagi lebih dari lima ratus ribu warganya yang terletak di pinggir Sungai Mersey yang bermuara ke Samudera Atlantik yang berada di laut lepas sejauh mata memandang. Kota ini memang tidak sebesar London ataupun Manchester yang sangat maju dengan ekonomi dan bisnisnya, tetapi dalam hal sepakbola, Liverpool adalah kota tersukses dalam sejarah hirarki sepakbola Inggris. Di kota ini, ada 2 klub besar yang pertemuan antara keduanya memiliki sejarah panjang dan keunikan tersendiri, siapakah mereka dan bagaimana kisahnya? Check this out!


Jika Anda adalah seorang penggemar Liga Inggris sejati, pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah Merseyside Derby. Merseyside Derby adalah derby yang mempertemukan antara dua klub sepakbola berbeda yang berasal dari satu kota yang sama, yaitu Liverpool. Liverpool FC dan Everton FC, itulah nama kedua klub tersebut. Julukan ‘Merseyside Derby’ sendiri muncul saat sebuah koran nasional memakai istilah tersebut di tahun 1955. Lahir dari satu rahim yang sama, yaitu Anfield, keduanya tumbuh dan besar menjadi klub elit papan atas di Liga Inggris. Everton, sang kakak, didirikan terlebih dahulu 135 tahun yang lalu dengan nama St. Domingo’s FC. St. Domingo sendiri adalah nama sebuah gereja di daerah district Everton, dan pemain dalam tim nya merupakan jemaat gereja tersebut. Setahun kemudian berganti nama menjadi Everton FC dikarenakan penduduk lokal (Everton) juga ingin berpartisipasi dalam tim. Mereka menyewa lapangan Anfield yang dimiliki oleh John Houlding sebagai home base mereka. Namun perseteruan petinggi Everton dengan John Houlding yang menaikkan harga sewa stadion kala itu membuat Everton memutuskan untuk pindah home base ke Goodison Park. John Houlding kemudian membuat sebuah klub baru pada Maret 1892 dengan nama awal “Everton FC and Athletic Grounds Ltd." Akan tetapi nama tersebut ditolak oleh FA (Federasi Sepakbola Inggris) karena tidak boleh ada 2 tim dengan nama yang sama. Maka pada bulan Juni 1892 dipilihlah nama Liverpool FC, dan nama itu tidak tergantikan hingga saat ini.

Dari situ mulai tumbuhlah api kebencian supporter Everton kepada orang-orang yang mendukung berdirinya Liverpool FC. Di awal-awal berdirinya, Liverpool sukses menjuarai beberapa kompetisi domestik, hal ini membuat fans Liverpool semakin banyak. Dan sejak saat itu pula pertemuan antar keduanya di setiap ajang menjadi panas. Meskipun ada 6 klub sepakbola professional dan amatir di daerah Merseyside, hanya 2 klub inilah yang bersaing di kasta teratas sepakbola Inggris yang membuatnya selalu menarik untuk ditonton. Siapapun diantara keduanya yang menang di Merseyside Derby seolah menjadi penguasa kota setidaknya hingga pertandingan selanjutnya. Tidak peduli saat bertanding itu mereka ada di peringkat berapa di klasemen Liga, tensi panas dan gengsi tak pernah lepas dari derby yang sering dibilang sebagai ‘derby terhangat’ di seantero Inggris Raya ini.

Brotherhood!
Neighborhood in Liverpool
Derby terhangat? Ya, karena tidak jarang ditemukan bahwa dalam sebuah keluarga di Liverpool, anggota keluarganya mungkin mendukung dua klub yang berbeda. Liverpool adalah kota kecil, sehingga perkawinan antar sesama penduduk Liverpool adalah hal yang lumrah. Maka jangan heran jika dalam sebuah keluarga di Liverpool memiliki dua atribut berbeda di rumahnya. Sang ayah bisa saja pendukung Everton, sang ibu pendukung Liverpool, dan anak-anaknya sudah pasti berbeda-beda pula. Hal ini bukanlah hal yang asing di kalangan Liverpudlian (warga kota Liverpool) sejak dahulu. Meskipun berbeda warna, sangat jarang terjadi perkelahian satu sama lain. Karena mereka percaya bahwa mereka adalah keluarga. Pada final Piala Liga di tahun 1984, kedua supporter duduk berdampingan di stadion sambil meneriakkan, ‘are you watching Manchester?’ sebagai sindiran kepada klub dari kota sebelah yaitu Manchester United dan Manchester City yang tidak pernah akur di Derby Manchester. Selain itu, jarak antara markas kedua tim yang hanya selemparan batu jauhnya menjadikan fans dua klub yang berlainan warna ini selalu berdekatan satu sama lain.

Anfield and Goodison Park
Namun hal itu sedikit berubah setelah tragedy Heysel pada bulan Mei 1985 yang menewaskan 39 pendukung Juventus pada laga final Piala Champions antara Liverpool dan Juventus di Brussels, Belgium. Karena kejadian tersebut, tim-tim Inggris dihukum tidak boleh bertanding di seluruh kompetisi Eropa hingga 5 tahun lamanya. Everton, yang di tahun itu pula menjadi kampiun Liga Inggris harus pasrah menerima keadaan tidak bisa bermain di Piala Champions di musim berikutnya karena larangan tersebut. Hal ini membuat fans The Toffees (julukan Everton) menaruh rasa kebencian kepada Liverpool. Hingga beberapa tahun setelah tragedi tersebut, baik tribun penonton maupun pemain di lapangan, sama-sama memiliki tensi yang panas saat Derby berlangsung. Hal itu mulai sedikit mereda 4 tahun kemudian setelah salah satu sejarah kelam dalam dunia sepakbola kembali terjadi, tragedi Hillsborough. Bencana tersebut menewaskan 96 supporter Liverpool saat pertandingan semifinal Piala FA melawan Nottingham Forest di kandang Sheffield Wednesday. Banyak dari keluarga korban adalah fans Liverpool dan fans Everton. Keterangan dari pihak pemerintah yang menyalahkan fans Liverpool alih-alih menyalahkan pihak kepolisian yang lalai menjalankan tugas membuat pihak keluarga mendirikan yayasan yang menampung aspirasi dari keluarga korban untuk menuntut keadilan kepada pemerintah atas tragedi tersebut. Dari situlah hubungan antara kedua fans kembali terjalin, ikatan persaudaraan mengikat mereka. Bahkan sebuah lagu yang berjudul “He Ain’t Heavy, He’s My Brother” yang dipopulerkan oleh band The Hollies menjadi lagu pengiring penghormatan Everton kepada 96 supporter Liverpool yang meninggal dalam tragedi kemanusiaan tersebut.

Hillsborough Disaster
Lain fans lain pula para pemain yang bertarung di lapangan. Jika fans dari kedua tim selalu bersahabat ketika derby berlangsung, bahkan tidak jarang terlihat kedua kubu duduk berdampingan bercampur baur merah dan biru. Maka lain halnya dengan di lapangan, tensi keras dan panas selalu terjadi di pertandingan derby antara tim kakak beradik ini. Merseyside Derby sendiri merupakan derby terpanjang di divisi teratas Liga Inggris. Kedua klub selalu berduel di tiap musim divisi tertinggi Liga Inggris sejak musim 1962-1963. Tidak ada derby lain di Inggris yang berlangsung lebih lama dari ini. Derby antara keduanya juga merupakan yang terkeras dan terkasar di Liga Inggris. Sejak era Premier League dimulai tahun 1992, pertandingan antara The Reds dan The Toffees telah menghasilkan sebanyak 20 kartu merah, yang terbanyak sepanjang sejarah Premier League. Bisa dibayangkan panas dan sengitnya derby ini.

Dan salah satu keunikan dari derby kakak beradik ini datang dari sisi pemain. Beberapa pemain hebat yang dimiliki kedua tim sejatinya adalah pendukung klub rival saat masih kecil. Leon Osman dan Leighton Baines contohnya, mereka adalah penggemar Liverpool saat masih bocah. Sedangkan Ian Rush, Steve McManaman, Michael Owen, Robbie Fowler, dan Jamie Carragher, mereka semua adalah pemain hebat dan legenda Liverpool yang masa kecilnya dihabiskan untuk mendukung Everton. Salah satu kontroversi adalah saat Jamie Carragher selalu bermain dengan kaus lengan panjang. Ini membuat banyak pihak menduga bahwa ia melakukan hal tersebut karena ia memiliki tatto berlambang Everton di lengannya. Hal ini menjadi gosip selama bertahun-tahun di kalangan fans sampai akhirnya suatu hari Jamie bermain dengan kaus berlengan pendek dan terbukti bahwa tidak ada apa-apa di sana.

The Captains
Carragher on Derby
Menilik jauh lagi ke belakang, Liverpool dan sang tetangga, Everton, menjadikan kota Liverpool sebagai kota tersukses di Inggris dalam hal sepakbola. Hingga tulisan ini diturunkan, kota Liverpool menghasilkan 27 trofi juara Liga Inggris (Liverpool 18 trofi, Everton 9 trofi), lebih banyak daripada kota Manchester (23 trofi) dan London (19 trofi). Jumlah tersebut belum ditambah dengan gelar-gelar domestik dan non domestik lainnya, dan tentunya juga dengan 5 trofi Piala Champions milik Liverpool yang menjadi rekor klub Inggris. Uniknya, gelar Liga Champions ke-5 Liverpool tersebut diraih di musim yang sama ketika Everton berhasil finish klasemen Liga Inggris di atas Liverpool untuk pertama kalinya setelah 18 tahun terakhir.

"Are you watching Manchester?"
Merseyside United
Melihat rasa persaudaraan yang begitu erat antara fans dari kedua tim, dan juga kesuksesan yang telah diraih oleh kedua tim itu sendiri, tidak heran jika Merseyside Derby sangat ditunggu-tunggu oleh Kopites dan Evertonian. Rasa emosional ketika menonton pertandingan antara saudara kandung ini menjadi sensasi tersendiri, baik bagi orang-orang asli Liverpool di Inggris sana, maupun fans kedua tim dari luar Inggris. Jika Anda ingin pergi untuk menonton dua saudara kandung ini bertarung malam nanti, jangan kaget jika saat pertandingan Anda takjub dengan fans yang bercampur baur di dalam stadion layaknya saudara, sambil berkata “what a friendly derby!” Namun di saat yang lain Anda berteriak “that was dangerous foul ref, why only yellow card?” saat pemain tim kesayangan Anda dilanggar, atau mungkin Anda akan meneriakkan “why red card, ref?” saat pemain dari tim favorit Anda diusir ke luar lapangan. Because this is Merseyside Derby, are you watching Manchester???

_________________________________

October 21, 2013

What did you feel after seeing the hypnotic pattern beside? Are you feeling dizzy? If so, that dizzy feeling could lead you to being hypnotized if you take a long time seeing that. Then you will become unconscious. And it is called hypnosis process. Do you know what hypnosis is? I assume you all have known what hypnosis is. Is that right?

Now I would like to show you how to hypnotize someone. Below is one technique to hypnotize someone I saw and concluded from my lecturer’s hypnosis appearance. First, make it sure that someone you are going to hypnotize also wants to be hypnotized. Then, you can ask him about his name, his family, his job, his hobby, and you also can talk some platitudes or something unimportant to him directly. This way is usually started by clapping his shoulder when he looks dazed. Next, it is your duty to make him unconscious. As soon as he is unconscious, you can start your hypnosis. Furthermore, the way very often used by my lecturer is to ask someone to think deeper within his subconscious. In addition, you can make him unconscious by asking him to imagine and follow some mysterious situations. Moreover, you can order him to do something weird, like closing his eyes, hold it and try to open it, or holding the hand onto the chair and trying to pick it up again. After he is unconscious, it means that you have successfully hypnotized him. Finally, you can make someone better than before by giving suggestion or motivation when he is being hypnotized.

_________________________________

Read also:

October 18, 2013

Dumb people have a special way to communicate. They communicate to others by using sign language. It is a process of exchange of thoughts and ideas where the message is delivered. The ways usually used are by combining hand shapes, movement of the hands, arms and body, also facial expressions to express their thoughts. Sign language can repeat thoughts that have been conveyed verbally. For example, a child who is invited to a recreation place will jump up and down to express his happiness. Furthermore, it also can replace the verbal symbol. For example, in Indonesia, without saying a word, if someone shakes his head, it is known as a sign of disagreement, sadness, or disbelief of something. 

Sign language is fully arranged by rules. However, there is no international sign language are successfully applied. Sign language is unique in its kind in any country. In addition, sign language may be different in countries speaking the same language. For example, the United States and Britain despite having the same written language, but both of them have overall differences (American Sign Language and British Sign Language). The reverse is also true. There are countries having difference written language (e.g. English and Spanish), but use the same sign language. As a result, by using this language, the dumb people still can communicate to others although they cannot speak and hear.

_________________________________

Read also:

October 12, 2013


Pic source: flickr.com

The Esquimaux Maiden’s Romance is one of the best short stories of Mark Twain criticizing social discrimination. Twain tries to criticize different treatment in society happened to both of a rich man and a poor man. Twain, as the narrator of the story, tells his experience when he met a girl of Eskimo named Lasca, in Artic Circle. The twenty years-old girl, told anything of her life, such as her life in Artic Circle and her romance. She was the daily friend of Twain in a week. More he knew about the girl, more he liked her. Although there are some issues of discrimination in the story, here this essay will focus on the different treatment happened to both of the rich and the poor man.

The first main discussion of this essay is when Lasca told about the special treatment that people in her tribe give to Lasca’s father. Lasca explained that her father was a rich man in his tribe at the time. As a rich man, people gave prime attention to him. Her father had twenty two fish-hooks, the greatest quantities in the tribe. When he was poor, people disrespected to him. However, when he became rich, his wealth made many his neighboring tribesmen cringing and obsequious to him. “And his wealth makes everybody cringing and obsequious to him.’ (paragraph 103, line 12). Moreover, her status as a daughter of a millionaire did not make her life happy.
‘It pains me to see neighbouring tribesmen stare as they pass by, and overhear them say, reverently, one to another, "There--that is she--the millionaire's daughter!" And sometimes they say sorrowfully, "She is rolling in fish-hooks, and I--I have nothing." It breaks my heart.’ (paragraph 103, line 3).
The neighboring tribesmen respected to her family only because of his father’s wealth, and they only see Lasca as a daughter of a rich man, not Lasca as an ordinary girl. Therefore, she did not clearly see whether the admiration showed by them is really pure from their hearts or not.

Another social discrimination happened in the story is the unfair treatment to a poor man named Kalula. Kalula, as a stranger from another tribe, came and stayed in the Lasca’s tribe. He suddenly loved Lasca just after meeting her. Lasca’s father, a haughty man, felt unrespect to Kalula. He considered Kalula as a poor man who did not deserve to love his daughter, Lasca. Kalula, who suddenly loved Lasca, did not know that Lasca’s father is a rich man. Kalula then was amazed by twenty two Lasca’s father fish-hooks. One night, he could not sleep for thinking for the beautiful hooks. He kissed and fondled them, but he did not steal them.
‘”It was I. I could not sleep for thinking of the beautiful hooks. I went there and kissed them and fondled them, to appease my spirit and drown it in a harmless joy, then I put them back. I may have dropped one, but I stole none."’ (paragraph 146, line 1).
Lasca’s father woke up in the morning and realized that there was one hook lost. Without any investigation, Lasca’s father immediately accused Kalula as the thief. ‘"Up, everybody, and seize the stranger!"’ (paragraph 123, line 5). Afterward, Kalula was brought to court, and the judge convicted that he was wrong, and he was taken far out to sea and was set on an iceberg was drifting southward. Kalula was punished by something he never did. An unfair treatment he accepted just because he was only a poor man.

In brief, this story criticizes the dissimilar social treatment happened in both of millionaire and poor man. First, people sometimes respect to the millionaire just because of his wealth. Furthermore, they are cringing and obsequious to him. Besides, people always disrespect to the poor man. People are regularly suspicious with him. When he did something wrong, he is suddenly accused and punished. Those both are social discrimination usually happened in society. The message sent by the story is actually not to respect to someone only because of his wealth, and not to accuse someone without knowing what real happened.

_________________________________

Go to LFC Indonesia website Go to Liverpool FC website